Harga Ikan Anjlok, Petani Jaring Apung Jatiluhur Merugi hingga Rp3 Juta per Wadah
JENDELA BERITA || PURWAKARTA – Petani Karamba Jaring Apung (KJA) di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, mengeluhkan anjloknya harga ikan mas dan ikan Nila hitam sejak pasca-Lebaran April lalu sampai sekarang.
Penurunan harga ini membuat banyak petani kesulitan menutup biaya operasional dan berpotensi menimbulkan kerugian besar.
Salah satu petani KJA, Bayu, warga Kampung Galumpit, Desa Galumpit, Kecamatan Tegal Waru, mengungkapkan bahwa harga ikan mas yang biasanya dijual Rp22 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp18 ribu. Sementara ikan nila hitam yang biasanya Rp20 ribu per kilogram, kini hanya dihargai Rp17 ribu.
“Anjloknya harga ini bikin kami rugi besar. Per wadah bisa rugi sampai Rp3 juta. Padahal kami masih harus bayar pakan, listrik, dan cicilan bank. Harus gimana lagi?” ujar Bayu saat ditemui di lokasi keramba, Rabu (26/6/2025).
Para petani KJA berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat. Mereka mengusulkan solusi seperti penyerapan hasil panen oleh BUMD, subsidi pakan, atau program bantuan restrukturisasi kredit perikanan agar para petani bisa bertahan menghadapi krisis harga.
“Kalau kondisi seperti ini terus, kami bisa bangkrut. Tolong pemerintah bantu cari solusi. Jangan sampai petani ikan kalah sama harga pasar,” keluh Bayu dengan nada putus asa.
Sebagai salah satu sentra produksi ikan air tawar terbesar di Jawa Barat, Waduk Jatiluhur selama ini menjadi tumpuan ekonomi ratusan petani KJA. Namun anjloknya harga komoditas ikan justru mengancam keberlangsungan usaha mereka.
Dinas Perikanan Kabupaten Purwakarta hingga berita ini diturunkan belum memberikan pernyataan resmi. Para petani berharap ada intervensi cepat agar harga kembali stabil dan sektor perikanan Jatiluhur tidak kolaps. (Iman Adri)


Posting Komentar untuk "Harga Ikan Anjlok, Petani Jaring Apung Jatiluhur Merugi hingga Rp3 Juta per Wadah"